Showing posts with label Opini. Show all posts
Showing posts with label Opini. Show all posts

Friday, November 25, 2016

Honda CBR250RR Versi Nakedbike ?


Grendaseba666.blogspot.com-Di sela wawancara beberapa blogger dengan Director pemasaran AHM Indonesia, MR Kojita, di tanya mengenai kemungkinan Honda CBR250RR Versi Naked. Begini penuturannnya.


Seperti yang kita anggap sebelumnya di Indonesia, di mana ada Motor Sport250cc faring, menyusul kemudian kembarannya dalam versi telanjang. Contoh: Yamaha R25 dengan MT25, Kawasaki Ninja250Fi dengan Z250 nya, lantas bagaimana AHM menangggapi itu? dikutip dari Blognya wak haji taufik berikut penuturan Mr Kojita:

"Sekarang ini kami masih konsentrasi CBR250RR, Karena Indonesia di Segmen Flagship supersport lebih populer daripada nakedBike. So Kami saat ini tidak memiliki rencana menyeluruh mengenai nakedBike ( Dari CBR250RR).Dan Juga alasan lain adalah, beradasrkan pengalaman kami, membuat nakedBike dari spek supersport biayanya hampir sama di banyak hal, Namun harapan konsumen adalah NakedBike harus lebih murah dari Supersport itu adalah point kesulitan sebenarnya."Terangnya.

So Jadi gitu sob, Director Marketing Astra Hodnda Motor, Mr Koji Sugita masih belum bisa memberitahu adanya ‘Complete plan‘ untuk menghadirkan versi NakedBike dari Honda CBR250RR dengan berbagai alasan seperti

1. Costnya yang hampir sama sementara Mindset Konsumen Naked Bike harus lebih murah dari Supersport.

2. Berdasarkan data riset dari AHM sendiri yang mengatakan bahwa untuk segmen premium 250 cc sport versi full fairing/ Supersport masih lebih populer dari NaedBike 250 cc, dan sepertinya memang iya jika kita lihat perbandingan angka penjualan MT25 dan Z250 dibandingkan R25 dan Ninja 250"

Last Kesmipulannya Honda CBR250RR Versi Naked, Masih lama dan kemungkinannya kecil, bagi yang ngidam Versi telanjang dari Honda CBR250RR, Tinggal di copot Fairingnya beliin lampu variasi beres kan, Orang Indonesia Mah ga akan kehabisan akal, inget dulu CB150 pengin rangkanya warna merah?? dateng ketempat tukang sticker tempelin dah itu sticker ke rangka, ncen' kreatif tenan orang Indonesi
๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜(G6)

Friday, November 18, 2016

Test Valencia Kompetitif, Vinales Menajdi Mimpi Buruk Rossi Meraih Gelar ke 10


Grendaseba.com-Hasil kompetitif di tunjukan Vinales di hari ke dua test pra musim Valencia. Kerja keras Vinales membuahkan hasil, menjadi satu satunya pembalap yang mencatat waktu kurang dari 1:3 detik. Grandee....!!!!!


Membahas catatan waktu rasa rasanya sudah banyak yang berbicarakan mengenai ketangguhan Vinales, bukan itu yang mau saya lirik di sana, tapi menjadi sosok yang akan menjadi batu sandungan Rosi untuk meraih gelar ke 10 nya?? Jelas sangat berpotensi dan ini menarik


Masih ingat, bagamana imut dan unyunya Lorenzo, atau mungkin Marquez ketika mereka baru gabung di Motogp, mereka akan bilang Rossi adalah idola saya dan bla...bla.. tapi di lintasan dan yang terjadi belakangan, kalian bisa nilai sendiri pastinya. Mereka berubah menjadi rival dan orang paling menyebalkan di mata fans the doctor, baik di lintasan maupun di luar lintasan, itulah yang terjadi. Mungkin kalo saya jadi Rossi saya akan bilang.. "Spanyol maning... Spanyol maning!!!"๐Ÿ˜.

Dengan melihat kemapuannya selama test valencia, Vinales berpotensi menjadi Alien barisan depan yang pastinya akan membuat Rossi kerja keras layaknya bertandem denga Lorenzo, melihat kecepatannya dia tidak akan mau menjadi layaknya Collin Edward, atau Ben Spies, yang hanya menjadi pembalap kedua, yang "Trimo Ngalah"(menerima, keadaan atau legowo). Dia akan menjadi salah satu kandidat perebut Juara dunia di 2017 nanti. Dan lebih Tragisnya.. dia adalah Spaniard layaknya Lorenzo dan Marquez... bukan Italiano...Seru iki Cuk.!!๐Ÿ˜Ž

Boleh dibilang selama ini, Selain Stoner yang merupakan Orang Australia dan Hayden yang orang USA, ada 3 Spaniard yang selalu menghalangi Syahwat Valentino Rossi dalam mengejar gelar ke 10 nya dengan karakter dan performa yang berbeda beda. Awalnya adalah Jorge Lorenzo. Saat Jorge Datang dari Kelas Intermediate, Nggak langsung menjelma menjadi Raksasa MotoGP dimana saat itu ada Stoner. Namun setelah era Stoner akan berakhir, Lorenzo sudah semakin Matang dan berpengalaman sampai sampai saat itu Yamaha harus pilih Rossi atau Jorge. hasilnya sudah kita semua ketahui bahwa akhirnya Rossi pun pilih Pindah dulu ke Ducati.

Belum selesai Era Jorge Lorenzo , Stoner secara Official Pensiun dini. Pengganti Stoner adalah Spaniard lagi Marc Marquez yang saat itu langsung lompat dari Moto2 ke team factory Repsol Honda. Seperti Kita ketahui 2013 dan 2014 Marc Marquez menguasai Championship. Kesempatan paling bagus Rossi untuk mendulang angka ke 10 nya adalah 2015 dan siapa yang menggagalkan Rossi Juara Motogp 2015.Spaniard toh???. 2016 ? Lawan Spaniardnya Yakni Marc Marquez mengubah cara pandangnya terhadap Championship dan bertindak lebih perhitungan. Sementara itu beberapa Kali Rossi melakukan kesalahan baik itu Kesalahan pribadi maupun kesalahan mesin. So 2016 Juga Gagal maning.

Awalnya Mungkin kita berfikir bahwa salah satu power spaniard agak lemah karena salah satu Pabalapnya harus belajar lagi dari Nol karena pindah Pabrikan. Namun Jorge Lorenzo langsung menyatakan dirinya siap di atas Ducati Desmosedici GP. Secara kasat mata sepertinya Valentino Rossi ketika pertama kali pakai Ducati jauhhh lebih Sulit, dibanding saat Jorge Lorenzo kemarin menggunakan Ducati desmosedici. 

Last.. 2016  dengan 2 Spaniard s Jorge Loreanzo  dan Marquez Rossi masih belum juga jadi juara dunia, di tambah nanti tahun 2017 dengan kompetitifnya Vinales.. ??? Judule PHP Maning ki Rossi ๐Ÿ˜๐Ÿ˜ (grendaseba.com)




Sunday, November 13, 2016

Do You Want To Be A Champion??, Maybe You Need it


Dear Next Big Thing:

So you made it into Moto3. Well done. That feat alone makes you one of the most talented motorcycle racers on the planet. You may think that the hardest part of the battle is behind you. You would be wrong. You have your foot on the bottom rung of the ladder to MotoGP stardom. It is a rickety old thing, slick with grease, littered with broken rungs and what look like short cuts and easier routes.


Before you embark on your Grand Prix adventure (and what an adventure it is!) some words of advice from someone who has been in the paddock long enough to have his illusions shattered.

1. You will get nowhere on talent alone

The fact that you are in Moto3 means that your talent is not in question. To get here, you will have beaten the kids your own age, simply by being better at racing a motorcycle than them. That is already an impressive achievement.

The trouble is, Moto3 is full of kids who have all done the same. They have come up through the same system, beat the same kids, towered head and shoulders above their contemporaries. They are at least as good as you are, and some of them will now have a couple of years of experience on you. Getting into the Grand Prix paddock is 90% talent. From here on in, you can't rely on just talent any longer.

So how do you beat a rider who is just as talented as you are? You work on the details which make a difference. Switch your focus from talent to preparation, from being fitter and stronger than the riders you face. The fitter you are, the less quickly you tire. The less quickly you tire, the easier it is to concentrate as the race goes on. You need to be able to sustain your body at or above your anaerobic threshold for 45 minutes. If you can't do that, then the equally talented kid who is fitter than you will beat you in the last five laps.

Fitness and talent together are a good basis, but they are not enough either. The last two pieces of the puzzle are by far the most important. Intelligence and attitude are the difference between a competitive rider, and a rider capable of winning. Intelligence is not pure IQ. It is being aware of what you know, and what you don't know, and what you need to know. It means understanding what your role is, and how you can play your part in winning. It means being able to analyze what you are feeling on the bike, prioritize what is most important, and communicate it as clearly as possible. It means deciding whether the dive under braking, mid-corner chatter or lack of grip on corner entry is your current biggest problem, and telling your engineer about it.

Which brings me to attitude. Get the people in the garage on your side, and they will go the extra mile to help you win. Sure, you can be angry when they make mistakes, and angry when you don't achieve the results you want. But shouting all the time won't make you faster. Use your anger when it matters, when it will achieve results, but focus on what is important. You want to win? You need the help of the people around you.

2. You need a manager, but beware of the sharks

You probably made it into Grand Prix thanks to the hard work of your parents, or perhaps a friend of the family. Along the way, they learned a lot about dealing with teams, and the way the business of motorcycle racing works. They want to make the next step with you, and will want to help you on your way.

They won't be able to provide the help you need in Grand Prix, however. The Grand Prix paddock is a village, and like all villages, are a spider's web of relationships, a network of trust. Unlike most villages, however, the paddock sees a mass of new faces every year. Most only last a season or two. Very few newcomers make it past their third or fourth year.

If you want to get on in the paddock, you need one of the old guard, one of the established members of the village to look after your interests. Managers who have been in Grand Prix racing for a while will know the teams, will know team managers, and most importantly, will have a network of sponsors they can call on for backing. Your manager from outside the paddock may be able to find you a great deal with a team. What they won't be able to do is sort out your helmet and leathers sponsorship, energy drink sponsorship, and a host of other smaller patches which will fill your leathers and make the difference between scraping along and having a solid financial foundation.

A word of warning here, however. Most of the managers you will meet will be vampires out to suck you dry, signing you to deals which generate the most income for them, but which could potentially jeopardize your future in racing forever. For far too many of those who play at being rider managers, they see it as an easy way of making money, leeching off the back of the talented.

Your problem is distinguishing between the good, the bad, and the ugly. How to do that is the hardest thing in the world, and something I can't help you with. Beware of big promises, and always ask yourself what a manager hopes to gain when they present an offer to you. Talk to other riders, and pay special attention to their horror stories. Those stories are probably your most important resource.

3. Ditch your dad (or your mum)

Your parents are the most important people in your life. Their hard work and sacrifice is what put you in the situation you are today, staring your big opportunity in the face. Without them, you would not even be here.

Time to ditch them. The Grand Prix paddock is full of people who have far more experience of every aspect of motorcycle racing than your parents ever had, even if they are former racers themselves. Your mother and father can't help manage you, they can't help set up your bike, they can't help motivate the team, they can't help you manage yourself at the racetrack. In any direct role at the racetrack, they will be more of a hindrance than a help.

That does not mean that you never see them again. It can be a comfort and a help to have one or both parents around. But their role should be just that: a support, and a comfort. Someone to talk to away from the track, someone to help your relax, a shoulder to cry on from time to time. Above all, someone to help with the practical aspects, driving to and from the track, organizing travel and carrying bags.

Once at the track, though, they cannot help you. After all, do you go their place of work and tell them how they should be doing their job and how they should handle their boss?

There are great examples of how a parent can help alongside a rider. Dek Crutchlow, father of Cal, is one. He provides practical support and help, and is around to provide entertainment and light relief. His only involvement at track side is to hold Crutchlow's pit board. That is enough, and in that role, he is a hundred times more helpful than some of the parents hanging around other garages.

4. You need a good team

You are talented. You know you are fast. You have taken my advice about physical fitness, about hard work, about attitude, about using your intelligence to heart. You enter the paddock filled with hope and optimism. You are ready to conquer the world.

Unfortunately, you face perhaps the biggest hurdle of all. The paddock is filled with teams which are at best mediocre, and at worst verging on incompetent. That is not to say they are not passionate about racing – they give up so much to be here that they have to be passionate – but passion alone is not enough.

What do they do wrong? They don't work systematically, relying more on instinct to try to set up the bike than raw data. They don't have the experience with analyzing data to be able to use it properly. They don't have the right personnel to do the work needed. They don't have the skill or experience to prepare every tiny detail of the bike as perfectly as the top teams do. Most of all, they don't have the money to fix these problems.

Most likely, they have turned to you to solve this issue. You, as a rider, have been told you need to bring money to help pay for your ride. This is your bargaining chip: find out who the good mechanics are, who the good data engineers are, who the good crew chiefs are. If you are paying to ride, you want to buy the best ride you can afford. That means having the right people in place to help you.

How can you tell which team you should ride with, which crew chiefs you should be working with? Compare the results of riders when they switch teams. If a rider goes from running in the top 5 one year to struggling for points the next, the chances are the new team is to blame. Likewise, if they went from struggling one year to podiums the next, you know which of the two teams to join. It may not even be technical expertise or experience, it may be simply not understanding how to manage a rider. Want an example? Mika Kallio, 2014 to 2015. At the Marc VDS Racing team, he had a crew chief who understood him, knew when to follow his feedback, and knew when to pull him back and tell him to ride what he has. At Italtrans, they listened to Kallio too much, and he disappeared down the rabbit hole of minutiae which Kallio believed would lead him to perfection. Instead, it led him to the middle of the field.

5. Paying for a ride? Make sure you get value for money

Unless you came in with a top team, you will have been asked to pay for your ride. It is a deplorable aspect of motorcycle racing, but it is hardly new. We used to call racers who paid for a ride privateers. Now we call them, well, riders.

Given how hard it is to get in to Grand Prix, you may well feel a sense of gratitude at being given a chance. Lose that feeling as soon as you can. The reality is that a team which is asking you to pay is probably not very good at something, namely, raising sponsorship. Why are they not good at raising sponsorship? Because they don't have the people to help their riders get results, and they don't have the people to sell their product – motorcycle racing – to potential sponsors.

If you are bringing money to a team, you are a customer, which means you get to make reasonable demands. You need assurances of good equipment, and good people around you. If you end up paying €300,000 or more for a seat on a Moto3 or a Moto2 bike, you had better make sure you get value for money. That's a lot of cash to stump up to finish 28th every week.

6. It's not about you - don't take criticism personally

The biggest shock you will face in Grand Prix racing is when you return to the pits after the first session of practice. All of a sudden, three or four people will crowd around you, pens and clipboards at the ready, waiting to take note of your every word. That can be extremely intimidating, and can cause you to feel nervous about what you say. Some riders even just either shut up altogether, or say anything, so as not to look stupid in front of their team.

Don't do that. All those people who surround you have the same goal: to get you around the track as fast as possible, and hopefully, ahead of everyone else. Be honest about what you feel on the bike, tell them what the biggest problem was preventing you from going any faster, tell them what the bike did well and what it did badly. If the bike felt fine, say so. If it didn't, say what was wrong, and where it was holding you up.

Be honest and open in your criticism of the bike, do not hold back to spare the feelings of your crew chief and mechanics. But in turn, be prepared for them to criticize you. You may tell them that the bike feels terrible going into a particular corner, but they may respond by telling you that the problem is with you. They may see you need to brake later, or harder, or deeper, or sit on the bike differently, or any number of different things.

Don't take that personally: it really isn't about you. Their comments are not an attack on you as a person, as a young rider. When they tell you to brake at a different point, they are not saying you suck at braking, they are telling you that they know from the data and from experience that that particular corner needs a particular approach. They are offering suggestions to you to help you go faster, not saying you suck. You need their honest feedback to help you go faster just as much as they need your honest feedback to help make the bike better. The end goal is the same: to go faster.

7. The bike will always be shit

And now, for the greatest secret to success of all. The hopeless hunk of junk you just jumped off, that won't allow you to brake where you want to, that can't get you out of the corner how you want to, that needs all your strength to get around the corner? That's as good as it is going to get. The bike you have underneath you is what you have to deal with, and will never be anywhere near perfect. It won't even be particularly good.

What about all the great racing motorcycles of the past? I hear you say. The honest truth is they were all awful. That magnificent Yamaha M1 which dominated 2015 with Rossi and Lorenzo? Sure, it went round corners and accelerated, but it was weak on the brakes, wouldn't let you force it into the corner, and needed to be treated with kid gloves in every corner, or you would lose half a second. The dominant Honda of Stoner and Mรกrquez? Sure, it was a monster on the brakes, but it had a horribly aggressive power delivery and took every ounce of strength just to control it.

So how did Lorenzo, Rossi, Stoner, Mรกrquez all win their world championships? Like all of the great champions who came before them, by shutting up and riding the bike. By understanding that they can make the bike a bit better in some places, but that it would always feel terrible in others. By working on their riding styles, their approach, their technique to get the best out what the factories had given them. By understanding what strengths of the bike they could exploit, and how to minimize the weaknesses of the bike.

When Casey Stoner was on the Ducati, he had to trick the bike into overcoming its understeer, find a way to lose the front and save it just to get around the track and win anyway. At the ripe old age of 36, Valentino Rossi had to teach himself a completely new riding style, to manage a bike very different from the one he rode when he first entered the class. He watched the young kids who had painted a target on his back, then worked his ass off to copy and improve upon the tricks they used against him.

This is the point. The bike your team will give you will be the best bike they can build for you, using your input to try to get the set up as near perfect as possible. They will try to give you a bike that gives you the confidence you need to lap the racetrack as quickly as you can, and quicker than the rest. The bike will still feel awful, it won't do the things you want it to, and it will be worse than other bikes at some points in the track. It will feel like the bike wants to pitch you into the gravel everywhere, and is looking for a way to betray you.

What you have to remember is that your bike isn't the only one that is shit. Every other rider on the track is going through exactly the same thing. They too are screaming in their helmet about how awful their bike is, how it won't turn, won't brake and won't accelerate. They are using exactly the same words to describe their bikes as you are. The only difference is they are doing it in a different language, in Italian, Spanish, Czech, Japanese, German, French, or Dutch. Their teams are telling them the same thing as your team is telling you: brake earlier here, or later there. Use more throttle here, and less there. We can fix this on the entry to Turn 1, but we can't do anything about Turn 3.

A final word

Motorcycle racing is a mechanical sport. The machine on which you compete is a key part of the equation. But the key part of any sport is the human factor, the individuals involved. The bike is important, but not as important as the people you surround yourself with, and the way you communicate with those people. Whatever the machine you find yourself on, in the end, it will come down to you. You will make the difference between success and failure, by your approach, your attitude, the effort you put in, and the way you treat those around you. It won't be easy. In fact, it will be the hardest thing you have ever done. But it isn't impossible.

Good luck. You will need a bit of that too. (grendaseba.com)

Saturday, November 12, 2016

Pembalap Juara Dunia Motogp 2016, Tidak membuat Honda Nyaman

Marc Marquez
Grendaseba.com-Menarik melihat tulisan Mat Oxley dari Motomatter. Seperti yang kita tahu Marc Marquez sudah mengunci gelar juara dunia Motogp2016 bulan lalu di Motegi jepang.


Anda akan berpikir bahwa Marc Marquez akan berada di bawah tekanan akhir pekan ini. Rider berusia 23 tahun yang mengunci gelar juara dunia MotoGP ketiganya di Jepang bulan lalu, jadi kita pikir mungkin Minggu ini adalah akhir musim Grand Prix Valencia dan akan menjadi “homecoming” heroik, kesempatan untuk Pesta Pora para fans Spanyol dan menikmati Pembalap Juara Dunia berlaga di kampung halamannya, 

Apa dengan Mengunci gelar juara dunia pembalap saja Cukup??? Tidak cukup!!!. Marquez akan berada di bawah tekanan serius dari Honda, Marquez mungkin telah memenangkan gelar Juara Dunia Pembalap Motogp, Tapi Honda???? Seperti yang kita ketahui Honda saat ini memimpin klasmen konstrucktor dari Yamaha hanya sebesar 21 poin, Ini belum berakhir. Emang di pikir Honda Ngegaji Marquez hanya untuk dia saja yang jadi juara???? Trus Honda yang udah Modalin Bikin Mesin dll??? Dikira Gratis???

Menjadi Juara Konstruktor jauh lebih penting bagi pabrikan karna apa, kamu tidak perlu jadi Albert Einstein, untuk memahaminya, karna ini murni kompetisi antar Pabrikan, demi apa??? Banyak Guys.. Sponsor, Gaji, Market Honda Itu sendiri, karna kalau hanya pembalap saja yang juara efek WOW Nya ga akan begitu kerasa.. orang hanya akan melihat, "Wah itu Hanya Marquez nya aja yang jago bawa Motor, bukan Honda nya"

Last Mengenai Juara Dunia Konstruktor, tentu adalah bagian sangat penting untuk pabrikan itu sendiri yang berlaga di motogp, hal ini tidak lain karna ya itu lagi, ini kompetisi yang akan menentukan Pandangan orang akan sebuah pabrikan, dengan pabrikan lain.Gengsi.. salah satunya.. (grendaseba.com)

Thursday, November 3, 2016

Yamaha Tricity dan "Blue Ocean" Market Strategy nya Yamaha

Yamaha Tricity

grendaseba666.blogspot.com- Masih ingat,awal awal Yamaha Mio generasi awal Rilis?? Siapa yang akan menyangka langkah Yamaha menghadirkan Matic tersebut membuat motor matic di Indonesia bak kacang goreng seperti sekarang ini. Sementara Kompetitor masih sibuk dengan bebek-nya Di acara IMOS 2016 saat ini masih berlangsung YIMM Selaku pemegang merek Yamaha Indonesia menelurkan produk roda dua  Tiga nya di acara yang berlangsung di Jakarta tersebut.


Yupss!!!Yamaha Tricity!!! Itulah namanya, Matic yang mengusung roda depan kembar  dan roda belakang satu, alias roda tiga, menyapa publik tanah air sebagai pemain tunggal untuk segment sepeda motor kelas Entry sampai Mid level (karna ada PIAGIO Mp3 yang udah rilis duluan tapi harga tidak masuk akal). 

Langkah yang di ambil jelas langkah yang cerdas, Yamaha tau betul kondisinya untuk melawan pabrik  sebelah dengan inisial "Honda" (malah di sebutin.. heheh) dengan segala keunggulan kapasitas produksi dan R&D nya tidak akan mampu bertahan lama di sana, yang ada ya bertahan beberapa tahun dan abis. Contoh: Pasar Mio perlahan namun pasti, KO juga, Pasar sport Vixion, yang udah mulai kembang kempis di hajar CB, Belum lagi R25, CBR250RR belum rilis resmi juga udah kena imbasnya, dan lain sebagainya.

Ok, kembali pada judul, dengan melakukan strategy "Blue Ocean" kata orang gombong... maka Yamaha memang bermain layaknya di Kolam yang masih biru, istilah lain Kompetitor belum masuk kesana, meskipun nantinya kompetitor akan ikut juga jika langkah ini dinilai berhasil, minimal Yamaha bisa tetap bertahan untuk menguasai kolam marketing mereka meskipun hanya beberapa tahun. Sebenarnya strategy tersebut juga di lakukan oleh geng Ijo Kawasaki untuk semua lini produknya, liat saja produk Kawasaki, selalu beda dari pabrikan lain.

Last... lagi lagi memberikan harga yang kompetitif adalah kunci utama bermain di pasar yang tergolong sempit ini. Yamaha, teruslah ber inovasi mengeluarkan produk produk unggulan yang diminati konsumen Indonesia. Yamaha Tricity.... pasti sampean akan di lirik ketika berenti di lampu merah. Unik cuuk.... (G6)

Image From dapurpacu.com















Wednesday, November 2, 2016

Rilis Motor Baru, belum ada Harga?? Keburu Imsak, Kentang Bos!!!....

Gsx-R150

grendaseba666.blogspot.com- Banyaknya produk baru sepeda motor akhir akhir ini, sedikit banyak menimbulkan efek "Wah!!" sedikit pudar, hal ini tidak lain di karenakan harga untuk produk tersebut tidak juga kunjung di rilis.


Di mulainya dengan Honda CBR 250RR, lanjut Yamaha Aerox 155 hari ini di Imos, dan Suzuki dengan GXR 150 Seriesnya, yang infonya baru rilis harga di awal 2017.

Padahal kalau kita lihat, produk produk tersebut termasuk produk Flagship di kelasnya, secara tidak langsung, orang akan beli dan pasti laku untuk di jual pada saat itu juga, bahkan saat peluncuran berlangsung sekalipun. 


Kita ambil Contoh KTM, Perilisan Oleh ATPM resmi dengan melampirkan harga di sana, lalu apa yang terjadi??? Lihat di sini, ga perlu buang buang tenaga datengin Si Markes ke Sentul Buat makan Baso udah laku 9 Unit 1 hari di satu tempat pameran, untuk Produk seharga 40jtaan. Jangan Ngeremehin Konsumen Indonesia deh. 


Sebenarnya untuk Momentum Pabrikan contoh seperti Honda, saat ini adalah saat Yang paling tepat untuk merilis Harga, Untuk Produk CBRnya, Produk Baru Juara dunia baru. Apalagi yang di tunggu?? Untuk Suzuki, saat ini Suzuki lagi bagus bagusnya di Motogp, Gunakan Maverick Vinales sebagai mesin Pormosi semaksimal Mungkin sebelum dia pindah ke Yamaha jangan sampe kehilangan Momentum Boss,

Tetapi Saat ini yang terjadi ibarat kata kita dateng ke tempat Karaoke, di kabarin ada LC atau Pemandu Lagu Baru kelas Platinum Pokoknya, cuma belum Boleh Service. yang ada Konsumen akan lebih memilih Porduk yang udah jelas tersedia, keburu hasrat udah di ubun ubun, ambil aja yang udah ada .

Hal ini tentunya bisa di jadikan senjata oleh Sales kompetitor untuk menjadikan ini sebagai alat untuk memindahkan Potensial Buyer agar tidak membeli produk tersebut, apa ga nyesek tuh??. Inget Bos, Rasa Menahan Diri Untuk tidak beli Konsumen sekarang sudah beda. "akan selalu ada produk baru di buat, daripada kelamaan menunggu yang ada ga jadi jadi buat beli motor impian. Bayangin aja produk untuk setahun ke depan bocoran di mana mana" begitu katanya 

Last ini hanya Opini pribadi saya sebagai pembaca media Online untuk Otomotif dan tidak mewakili siapapun, apapun itu alangkah baiknya memang ketika merilis sebuah produk baru hendaknya di ikuti dengan harga di sana akan lebih "Wah" dan pastinya tidak akan kehilangan momentum  (G6)






Tuesday, November 1, 2016

Motogp Palembang dan Berkaca dari Thailand - Kok jadi Pesimis ya

Chang Intl Circuit, Buriram Thailand

grendaseba666.blogspot.com- Beberapa hari ini kita ramai di beritakan bahwa Indonesia akan menyelenggarakan Pesta pora Motogp. Di targetkan Pembangunan sirkuit akan di lakukan di palembang pada tahun 2017, dan di 2018 di targetkan sudah menggelar event Motogp.


Perlu di ketahui, untuk menyelanggarakan event kelas dunia seperti Motogp di indonesia, bukan hanya sirkuit saja yang di bangun, sarana pendukungpung itu tidak kalah pentingnya dari sirkuit itu sendiri adapun yang secara langsung sarana yang harus mendukung itu meliputi.:

Akses menuju lokasi. Sekedar informasi saja, Dorna dan tim tim Motogp membawa material Logistik 260 ton dari lokasi Misal Bandara, atau pelabuhan pertanyaan selanjutnya Bandara/Atau pelabuhan memadai tidak untuk melakukan aktifitas bongkar muat tepat waktu?. 

Transportasi- Jutaan orang akan memenuhi palembang saat itu, dari dalam negeri dan luar negeri, Mungkin untuk case ini sudah ada jawaban ya karna palembang sedang membangun banyak sarana transportasi Umum LRT Misal, pertanyaan selanjutnya adalah, apa itu Cukup ?

Rumah Sakit +Dokter Bertaraf International: Ga mungkin dong Rossi Ndlossor jatuh dari Motor di bawa ke Puskesmas....

Hotel + Mall terdekat: Ga mungkin kan Pembalap Motogp tidur di kontainer atau Pembalap pengen makan nyari Belanja trus nyarinya ke pasar tradisional.


Lah.... terus Hubungannya sama Thailand apa? Perlu di ketahui Thailand memiliki pembalap Wsbk dan WSS kalau istilahnya di Event motor ke dua terbesar setelah Motogp, liat saja Ratthappark Willairot & Ratthapong willairot keduanya berlaga di Moto2 dan WSS, dan mereka bukan sekedar pembalap yang membalap cuma se musim dua musim dan bukan pembalap PanBaw... (Papan Bawah), bahkan mereka pernah menang balapan di WSBK/WSS.


Masih kurang??... Thailand Memiliki 2 Sirkuit Baru yang salah satunya adalah Chang International Circuit Buriram, yang kini punya Scedule rutin untuk Menyelenggarakan WSBK (World Superbike) dan Sukses. Terbukti sudah melakukan 2 kali mengadakan Event WSBK. 


Nah sekarang kalo saya di tanya, Pura puranya saya jadi Dorna nih selaku penyelenggara Motogp, "Bos Dorna Mending milih mana, Palelmbang Atau Buriram Thailand untuk ngadain Motogp??" saya akan tegas jawab "Palembang Laaah... Secara kan Sirkuit Belum Jadi, Mengadakan Event WSBK Belum pernah trus sarana Pendukung juga masih di bangun... hehehe" Suka suka saya dong.. kan Pura puranya aja ini hahahah..... (G6)



Tuesday, October 25, 2016

Hanya Satu Alasan Untuk tidak Beli Honda CBR 250 RR

Cbr250RR

CBR250RR- Ahir ahir ini dunia roda dua di ramaikan dengan banyaknya kelahiran Motor sport baru, salah satunya CBR 250RR. Kali ini saya tidak akan bahas mengenai spec kecepatan atau apapun yang berhubungan dengan performa motor tersebut. 




Lahirnya CBR250, praktis akan head to head dengan produk yang beredar saat ini, sebut saja Ninja250FI, R25, dan GSX250RR, konsumen akan lebih banyak punya pilihan untuk itu. tetapi yang terpenting konsumen untuk memilih atau tidaknya sebuah produk bukan hanya dari spec, Ok mungkin CBR 250RR sudah ga perlu di ragukan lagi mengenai specnya, tetapi harga adalah segala galanya, karna konsumen untuk Motor 250cc ke bawah, harga akan sangat memainkan peranannya di sini.


Dilema yang terjadi di sini adalah, jika harga jauh meninggalkan kompetitor saat ini, yang ada bukan pujian spec atau penjualan yang di dapet, tapi serapah yang dia dapetin, "Motor 250CC ko harga segitu mending Moge sekalian" meskipun yang ngomong kek gitu belum tentu beli moge juga, tapi kan tetep nyesek. yang ada orang kayak gitu akan jadi kompor ke Konsumen yang bener bener mau beli, atau salles kompetitor yang memanfaatkan keadaan seperti itu,

Saran saya... mending AHM cepet cepet deh itu rilis harga CBR nya, biar potensial Buyer ga kemakan si kompor meleduk salles kompetitor,.... soale kelamaan nunggu yang ada konsumen lebih memilih produk kompetitor "Aaaaaah,,,, yang sudah pasti ada aja deeeh, Se-Be -Er mah kapan tau," Nyesek kan??? (G6)






Monday, October 24, 2016

Suzuki Yang Bermain layaknya Kawasaki

GSX R 250 & DL250-Vstrom

CIMA Show- Pada gelaran Cima Show di China, selain GSXR 250 Suzuki juga memamerkan motor bergenre adventure entry level, yes DL250-Vstrom.



Langkah Suzuki dalam hal ini me rilis motor adventure entry level ini  cukup berani mengambil gebrakan karna motor tersebut termasuk motor dengan peminat tertentu, tapi ini Suzuki Global loh ya,,, ga tau deh kalo yang di sini,

Di segmen ini sendiri ada beberapa motor yang bermain di kelas yang sama, Kawasaki Versys 250, KTM Adventure 390 dan yang terakhir, BMW G 310 GS.

Info yang di dapatkan, untuk Unit yang di pamerkan baru sebatas konsep, tetapi yang sudah mendekati wujud produksi masal

Untuk Spec sendiri motor ini di bekali dengan engine Twin pararel engine 248 cc DOHC, yang di kawinkan dengan transmisi 6 percepatan power maksimum Vstrom ini di kalim mampu sampai 24 Tk dan torsi 23,4Nm, Bobot motor sendiri 178kg. Cukup ringan bro...

Usaha dan cara yang di tempuh Suzuki Global cukup patut kita apresiasi, dengan modal seadanya, langkah Suzuki di nilai postif dengan menghadirkan motor dengan spec adventure ini. Ini membuktikan Suzuki Global masih inovatif dalam hal menelurkan produk produk berkualitas. Gmana dengan Suzuki di sini.... Wes.... ora wani Koment ak Cuuuk......

Berikut Poto Di Pameran Chima di Chine






Sunday, October 23, 2016

Potensi Runner Up dan Juara ke tiga di klasmen Motogp Maverick Vinales

Motogp - Juara dunia Morogp 2016 memang sudah di lock oleh marc Marquest. tetapi jangan lupa, Potensi perubahan juara 2 dan 3 Motogp masih terbuka lebar untuk ke tiga pembalap Valentino Rossi, Jorge Lorenzo & Maverick Vinales.


Nama terakhir kalau di lihat dari kosistensi dan kecepatan tidak bisa di anggap remeh. dan yang terpenting Gap antara vinales terbuka lebar untuk dia rebut juara 3, lah gimana engga lawong cuma 11 poin gapnya dari lorenzo pokoknya salah belok dikit bubar ini Lorenzo... Sementara dengan Rossi masih lumayan jauh tapi masih memungkinkan, Cuma 35 Poin Cuk....


Berikut enurut penuturan Vinales Saya senang mengoleksi 16 poin dan semakin dekat dengan Lorenzo. Rebut klasemen kedua dalam kejuaraan ini akan sangat sulit. Valentino biasanya tangguh di Malaysia serta Valencia. Namun kita akan berusaha keras untuk terus mendekati poin. Untuk posisi ketiga (Jorge Lorenzo) lumayan dekat. Aku akan berikan seluruh kemampuanku untuk itu (Juara Dua)

Seakrang kita lihat, kalau sudah begitu, tinggal Rossi & Lorenzonya, intinya ga boleh ada yang keplarak... poko'e, ga boleh salah, dan ga boleh aneh aneh, kalo itu ga bisa ya bisa nangis bombay poko'e itu yamaha,,,, (G6)



Melihat "The Real Marc Marquez" di Philip Island setelah menjadi Jurdun Motogp 2016

Marc Marquez- Sukses mengunci gelar juara dunia Motogp 2016 di sirkuit Meotegi jepang, praktis menyisakan 3 seri lagi (Baca : Philip Island, Sepang, dan Valencia). Selama gelaran Motogp tahun ini kita melihat perbedaan marquest di tiap race yang kita lalui daripada Race di tahun lalu, dimana sekarang terlihat lebih tenang, dan lebih matematis soal poin di tiap race nya, istilahnya sudah kayak buku panduan. 


"Jadi kalo mau Juara Dunia Motogp, kamu harus Konsisten Podium dan jangan grusa grusu yang mengakibatkan kamu jatuh dan ga dapet Poin,  mengenai Motor biar Honda yang pikirin " dan doktrin itu dia dapet selama awal musim begitu kira kira arahannya.

Rossi dan Lorezo banyak trouble di musim ini, sementara rival lainnya sudah jauh ketinggalan Poin.Secara. Otomatis hasil sudah bisa di tebak di 3/4 Musim. Dan Juara dunia bisa di Kunci di Motegi.


Tapi yang kita lihat marquez hari ini, Inilah The Real Marquez", Marquez yang tidak memikirkan jatoh, yang tidak peduli ga dapet point, wis intinya maen Plintir gas dan Balap di paling depan, ibarat anak kecil yang selama hampir 8 bulan ga boleh makan eskrim, dan di bolehin makan eskrim, karna dia udah juara dunia. 

Sama seperti dari HRC mungkin ya "Marquez,, karna kamu udah Juara dunia, kamu boleh sesukanya kamu aja bawa Motor kaya taon taon kmaren"  dia menari nari loncat loncat kegirangan,,, sambil nyanyi lalala,,,yeyeye... dan ahirnya "Braaaaakkkk!!!"

Kutipan Marquez Usai Insiden Kecelakaan di Philip Islan "Saya minta maaf kepada tim, saya terlalu terlambat mengerem. Saya mengambil terlalu banyak risiko. Tidak ada yang salah dengan ban. Ini sepenuhnya kesalahan saya," 

Berikut hasi jalannya Motogp Philip Island (sumber: Detik Sport)

Saat melakoni balapan di Phillip Island, Minggu (23/10/2016) siang WIB, Marquez sempat kehilangan posisi pertama saat start. Aleix Espargaro sempat mengambil alih posisi pimpinan lomba, tapi bisa direbut lagi oleh Marquez sebelum lap pertama selesai.

Tujuh lap berlalu, Valentino Rossi yang mengawali balapan dari posisi 15 sudah bisa menyodok di posisi lima. Bahkan di lap ke delapan, dia bisa menyalip Andrea Dovizioso untuk menempati posisi empat.

Saat balapan tinggal menyisakan 19 lap lagi, Marquez sudah jauh di depan. Dia berjarak lebih dari dua detik dari Crutchlow yang ada di posisi dua.

Rossi naik satu tingkat lagi satu lap kemudian. Dia berhasil menyalip Espargaro. Kesialan menimpa Marquez di lap yang sama. Dia terjatuh saat menikung hingga harus menyudahi balapan lebih awal.

Posisi Espargaro terus melorot hingga adu cepat tinggal menyisakan 15 lap lagi. Dia disalip oleh Maverick Vinales hingga menempati posisi enam.

Perebutan posisi ketiga berjalan sengit hingga balapan tinggal menyisakan sembilan lap. Dovizioso ada diposisi terakhir podium, dikuntit oleh Vinales dan Espargaro. Sementara itu, Rossi sudah berada di posisi dua beberapa lap sebelumnya.

Espargaro terlempar dari persaingan untuk memperebutkan posisi tiga. Dia terjatuh saat balapan tinggal menyisakan lima lap lagi, hingga gagal finis.

Hingga balapan selesai, Crutchlow tak terkejar. Dia pun berhasil meraih kemenangan kedua di musim balap tahun ini. Kemenangan sebelumnya didapat saat membalap di MotoGP Ceko.



Thursday, October 20, 2016

Di Balik Pesan AHM " Beat Street Ban 12 Inch"


Melihat Beat versi custom pada saat launcing Beat black Street, ada satu yang menarik perhatian, di antaranya hadirnya beat dengan ban Gambot, 




hal ini menurut kang Taufik (TMC Blog), seperti ada pesan misterius di balik ini, di antaranya akan hadirnya Curent matic dengan ban seperti spek di atas, siapa lagi kalau bukan Scopy

untuk scoopy sendiri saat ini versi untuk pasar Thailand menggunakan Ban 12 inch



info yang ia dapatkan lagi, sriwing sriwing akhir tahun 2016, atau awal tahun 2017 AHM akan meluncurkan Scoopy dengan ukuran Ban 12 inch, makin montok dan makin montok dan sexi pastinya, lagian akan mudah bagi AHM untuk melakukan ini dan sepertinya konsumen cukup Welcome kalo melihat tampilan scopy dengan Ban model sperti di atas, last... gmana sob Scopy dengan ban 12 inch" kita tunggu saja sambil di minum dulu itu krekel gorengnya kata IWB (grendaseba666.blogspot.com)

Suzuki Oh Suzuki

Suzuki Oh.. Zuzuki

RGR, nama motor yang sempat bikin gw nyut nyutan saat itu, gimana tidak, motor dengan ciri khas suara yang bindeng mirip orang pilek itu, meraung bak singa, pokoknya dr dalem rumah kalo denger ga perlu keluar rumah buat mastiin motor apa udah apal pada eranya, "Waah Erji"


tapi kondisi saat ini, Suzuki seperti ga ada niat untuk buat motor contoh case

1. Satria Youngstar: Mau di buat dan di jual ke segmen mana motor seperti itu, Aayago?? atau bebek  125 cc yang udah udah ga trendi lagi (secara bebek yang lg nge trend ya 150cc)


2. Nex/Address: Matic yang di harap mampu mengikuti arus pasar toh di jalan jarang liat yang lewat, karna apa, kontinuitas, konsistensi dan promosi yang kurang, padahal matic ini laku di jual di eropa


3.INAZUMA 250 CC:Ga ada yang salah dengan motor ini, mayoritas konsumen indonesia, mengidamkan motor untuk cc 250 ke atas adalah sport fairing, dan inazuma tidak termasuk di dalamnya, artinya apa? you know what i mean laah..


4. Dan yang rencananya akan rilis di tahun depan GXR250CC: Motor sport fairing 250cc tetapi...... menggunakan mesin Inazuma, bayangkan bro,,,, honda udah nerapin ride By wire kawasaki mau buat ninja lebih sadis bak tampilan H2R. ini ibarat perang, musuh bawa senapan bazoka,,, ini suzuki make ketapel bayangkan motor 250 cc masih make pendingin udara...

Praktis hanya Suzuki Satria FU sebagai tulang punggung untuk melangsungkan Hidup suzuki di indonesia.. ngenesss...

pertanyaan selanjutnya: ini suzuki sebenernya Niat ga sih jualan Motor

(grendaseba666.blogspot.co.id)